Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tamu penting, di antaranya Ketua Lembaga, Kepala Unit, Dekan dan Wakil Dekan setiap fakultas, hingga seluruh civitas akademika UIN Mataram.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh Ending, M.Ag., menegaskan bahwa santri memiliki peluang yang sama dengan pelajar lainnya, termasuk dalam bidang pendidikan dan teknologi.

Melalui kolaborasi UIN Mataram dengan belasan pondok pesantren di Lombok, acara ini menjadi ajang untuk menunjukkan bahwa pesantren kini semakin maju dan berinovasi.

“Saya berharap seluruh civitas akademika dapat melihat langsung karya para santri, bahkan ikut mendukung dengan membeli hasil karya mereka,” ujarnya.

Salah satu peserta dari Pondok Pesantren Alam Sayang Ibu, Juliani Hidayah, menjelaskan bahwa pihaknya ingin menunjukkan bahwa santri juga melek teknologi.

“Kami membuat karya seperti mini riset, buku, dan produk alami seperti masker dan sabun. Semua hasil tangan santri,” tuturnya.

Sementara itu, peserta lain dari Pondok Modern Al-Kasyif, Wulan menambahkan bahwa pihaknya menonjolkan aspek seni dalam acara ini.

“Kami memilih memperkenalkan kaligrafi dan lukisan agar masyarakat tahu bahwa pesantren juga tempat untuk mengembangkan bakat seni,” ungkapnya.

Usai acara sambutan, para tamu undangan berkeliling mengunjungi berbagai stand, berinteraksi dengan peserta, dan mengabadikan momen bersama di acara tersebut.

Expo Pesantren ini menjadi langkah nyata UIN Mataram dalam memperkuat sinergi antara kampus dan pesantren. Lebih dari sekadar pameran, acara ini membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar agama, melainkan ruang bagi para santri untuk berkarya, berinovasi, dan berkontribusi bagi negeri.

Editor: Khairatun Nisa
Penulis: Haerunnida
UIN Mataram Gelar Expo Pesantren se-Pulau Lombok: Santri Mandiri, Negeri Berdaya

Radio Sinfoni-Mataram, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram gelar Expo Pesantren se-Pulau Lombok dengan tema “Dari Pesantren untuk Negeri: Wujudkan Kemandirian, Ciptakan Keberlanjutan”. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari 28 hingga 30 Oktober 2025, yang bertempat langsung di gedung Auditorium Kampus II UIN Mataram, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tamu penting, di antaranya Ketua Lembaga, Kepala Unit, Dekan dan Wakil Dekan setiap fakultas, hingga seluruh civitas akademika UIN Mataram.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh Ending, M.Ag., menegaskan bahwa santri memiliki peluang yang sama dengan pelajar lainnya, termasuk dalam bidang pendidikan dan teknologi. Melalui kolaborasi UIN Mataram dengan belasan pondok pesantren di Lombok, acara ini menjadi ajang untuk menunjukkan bahwa pesantren kini semakin maju dan berinovasi.
“Saya berharap seluruh civitas akademika dapat melihat langsung karya para santri, bahkan ikut mendukung dengan membeli hasil karya mereka,” ujarnya.
Salah satu peserta dari Pondok Pesantren Alam Sayang Ibu, Juliani Hidayah, menjelaskan bahwa pihaknya ingin menunjukkan bahwa santri juga melek teknologi.
“Kami membuat karya seperti mini riset, buku, dan produk alami seperti masker dan sabun. Semua hasil tangan santri,” tuturnya.
Sementara itu, peserta lain dari Pondok Modern Al-Kasyif, Wulan menambahkan bahwa pihaknya menonjolkan aspek seni dalam acara ini.
“Kami memilih memperkenalkan kaligrafi dan lukisan agar masyarakat tahu bahwa pesantren juga tempat untuk mengembangkan bakat seni,” ungkapnya.
Usai acara sambutan, para tamu undangan berkeliling mengunjungi berbagai stand, berinteraksi dengan peserta, dan mengabadikan momen bersama di acara tersebut.
Expo Pesantren ini menjadi langkah nyata UIN Mataram dalam memperkuat sinergi antara kampus dan pesantren. Lebih dari sekadar pameran, acara ini membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar agama, melainkan ruang bagi para santri untuk berkarya, berinovasi, dan berkontribusi bagi negeri.

Editor: Khairatun Nisa
Penulis: Haerunnida’

The post UIN Mataram Gelar Expo Pesantren se-Pulau Lombok: Santri Mandiri, Negeri Berdaya first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Acara ini bertemakan ” Peningkatan Kapasitas Dosen dalam Penulisan Bahan Ajar Responsif Gender.” Guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan para dosen dalam menulis bahan ajar yang responsif gender serta memperkuat kerja sama antarperguruan tinggi dalam Pengarusutamaan Gender (PUG) di dunia pendidikan.

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Mataram, Prof. Dr. H. Kadri, M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi indikasi penting dan memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan akademik yang berkeadilan terhadap isu-isu gender. “Pengembangan akademik yang berkeadilan gender ini bukan sekadar wacana normatif, tetapi merupakan salah satu pilar utama dalam penjaminan mutu di UIN Mataram,” tegas Kadri.

Acara dibuka langsung oleh Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. Masnun Tahir, M.Ag. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Dr. Zusiana Elly Triantini, S.H.I., M.Si.Dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dalam proses penyampaian Materi Zusiana menjelaskan mengenai gelombang perkembangan kesadaran gender dari sudut pandang sejarah, serta menekankan bahwa pembahasan tentang gender bukan hanya soal perempuan, melainkan tentang keseimbangan dan keadilan bagi semua pihak.

Selain itu Zusiana menyoroti pentingnya konsep gender equity (keadilan gender), social inclusion (inklusi sosial), disability rights (hak penyandang disabilitas), serta transformasi sosial dalam dunia pendidikan Islam.

“Acara ini sangat bagus diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dosen dalam menyusun bahan ajar yang responsif gender, inklusif, dan adil bagi semua pihak”, ucapnya.

Zusiana menambahkan pertemuan antar akademisi menjadi peran penting untuk memperkuat sinergi dan ide baru untuk menopang keberlanjutan soal gender dalam ruang lingkup perguruan tinggi.

“Hal ini menjadi wadah diskusi dan refleksi bagi para dosen serta memperkuat kerja sama antar perguruan tinggi soal isu gender di dunia pendidikan”, tutur Zusiana.

Acara ini diharapkan menjadi ajang berbagi ilmu dan memperkuat silaturahmi antar dosen, sekaligus mempererat kerja sama UIN Mataram dan UIN Sunan Kalijaga dalam mengembangkan bahan ajar yang responsif gender. kegiatan ini mendorong terciptanya lingkungan akademik inklusif dan bebas kekerasan.

Penulis : Rizki Nanda Aprilia Dan Salwa.
Editor : M. Aziz

The post Workshop Penulisan Bahan Ajar Responsif Gender UIN Mataram first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Acara Launching dan Ngaji Dzikir Filsafat menghadirkan para akademisi yang ahli di bidangnya. Salah satu narasumber, Lutfatul Azizah, M.Hum, memaparkan materi mengenai penalaran kritis mahasiswa dan hubungan ideal antara dosen dan mahasiswa.

Menurutnya, relasi tersebut seharusnya tidak hanya bersifat formal sebagai pengajar dan pelajar, tetapi juga sebagai mitra yang memiliki potensi yang sama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

“Relasi antara dosen dan mahasiswa seharusnya tidak hanya bersifat formal sebagai pengajar dan pelajar, tetapi juga sebagai mitra yang memiliki potensi yang sama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Penting bagi kita untuk membuka ruang belajar yang tidak terbatas hanya di dalam kelas, tetapi juga melalui dialog dan kajian di luar perkuliahan”.

Ia juga menekankan pentingnya membuka ruang belajar yang tidak terbatas hanya di dalam kelas, tetapi juga melalui dialog dan kajian di luar perkuliahan.

Lutfatul Azizah, M.Hum juga menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri serta memperluas wawasan tentang filsafat.

“Launching dan Ngaji Dzikir Filsafat ini menjadi sarana menambah pengetahuan dan ikhtiar untuk membangun critical thinking yang lebih kuat, agar mahasiswa mampu melihat fenomena dengan pisau analisis yang tajam dan daya kritis yang matang”, ungkapnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa peserta kegiatan mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara tersebut.

“Mengikuti kajian ini membuat kami terus melangkah, mencoba hal-hal baru, dan tidak stuck di satu tempat”, tutupnya.

Acara ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi mahasiswa UIN Mataram untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis, memperkuat spiritualitas, serta menjernihkan hati dalam memahami nilai-nilai kehidupan melalui kajian filsafat.

Penulis : Zannul Yatin Aprilia
Editor : Ananda Dwi Salsabila

The post Suasana Hangat Warnai Launching & Ngaji Dzikir Filsafat di UIN Mataram first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Bentang alam di pantai ini begitu berbeda. Gugusan batu karang berdiri tegas membentuk pola menyerupai kristal raksasa, sementara air laut yang jernih memantulkan warna biru kehijauan yang menenangkan. Ombak yang sesekali pecah di antara celah karang menambah kesan megah dan misterius pada tempat ini.

Salah satu pengunjung, Tetri, mengaku terkesan dengan keindahan alami Pantai Semeti yang sulit ditemukan di pantai-pantai lain di Lombok
“Pantainya luar biasa, nggak salah kalau disebut seakan di dunia lain. Tapi memang perlu usaha cukup besar untuk ke sini karena akses jalannya masih belum terlalu memadai” ujarnya.

Pantai Semeti juga dikenal dengan suasananya yang hening. Tidak ada deru perahu nelayan, tak ada keramaian wisatawan, hanya suara ombak dan angin laut yang menemani. Bagi sebagian orang, ketenangan inilah yang justru menjadi daya tarik utama.
“Yang bikin beda dari pantai lain itu suasananya. Sepi banget, nggak ada warung, nggak ada nelayan juga. Jadi benar-benar tenang, cuma ada suara angin dan ombak” kata Tetri menambahkan.

Meski akses menuju Pantai Semeti masih perlu perbaikan, keindahan yang ditawarkannya membuat siapa pun rela menempuh perjalanan menantang untuk sampai di sana. Keaslian alamnya masih terjaga, menjadikannya tempat yang sempurna bagi mereka yang mencari ketenangan dan keindahan yang murni.

Pantai Semeti bukan sekadar destinasi wisata, ia adalah ruang sunyi tempat manusia dan alam saling bertemu tanpa banyak kata. Di sinilah keindahan berbicara lewat kesederhanaan, dan ketenangan menjadi hadiah bagi mereka yang mau berusaha mencapainya.

Penulis : Muhammad Husaini Malik

Editor : M. Aziz

The post Pantai Semeti, Keindahan Sunyi dari Dunia Lain di Lombok Tengah first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor ll UIN Mataram, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh, M. A, Dekan FDIK, Dr. H. Lalu Ahmad Zaenuri, M.A., dan menghadirkan Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai narasumber utama.

“sekarang kita berada di zaman yang moderen, yang dimana orang yang menang adalah orang-orang yang mampus menguasai media digital dengan baik dan benar. Maka oleh karena itu di adakan acara seperti ini agar kita bisa mengerti bagaimana dunia digital dengan baik.” Ujar Prof. Dr. H. Muhammad Saleh, M. A., Wakil Rektor II UIN Mataram dalam sambutannya.

Dalam sambutannya Dekan FDIK, Dr. H. Lalu Ahmad Zaenuri, M. Si. menyampaikan bahwa acara ini sangat penting untuk di adakan, karna kita bisa belajar lagsung dari pakarnya bagaimana cara memperkuat narasi dakwah digital dan layanan sosial.

“Acara ini sangat bagus untuk diadakan, karena narasi dakwah digital sangat penting di era sekarang ini. Dimana anak-anak muda di era ini sudah berfokus di era digital, karena itu narasi digitalnya harus di tingkatkan dengan baik dengan cara di adakan acara-acara seperti ini.” ujar Prof. Gun Gun dalam wawancara usai acara.

Beliau juga menambahkan bahwa acara seperti ini harus tetap di adakan di setiap semesternya, dengan mengundang pakar-pakar dari berbagai bidang.

Acara yang dimulai pukul 13.30 WITA ini diikuti oleh seluruh mahasiswa FDIK. Selama kegiatan berlangsung, perkuliahan dialihkan ke Studium General, dan peserta diwajibkan mengenakan almamater.

Melalui kegiatan ini, FDIK UIN Mataram menegaskan komitmennya untuk mencetak lulusan yang profesional, berintegritas, serta mampu mengembangkan narasi dakwah yang relevan dengan perkembangan teknologi informasi.

The post Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram Gelar Studium General first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Acara ini bertemakan “Membangun Literasi Digital Islam Perspektif Psikologi dan Komunikasi Dakwah”, yang bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi antara Fakultas Psikologi (FPsi) UIN Sunan Gunung Djati dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Acara dihadiri oleh Kajur, Sekjur, Dosen-dosen, dan mahasiswa setiap Program Studi se- FDIK.

Acara dibuka langsung oleh Dekan FDIK UIN Mataram, Dr. H. Lalu Ahmad Zaenuri, MA. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi berdasarkan tema oleh Dekan FPsi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yaitu Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si., CPCE., MCE. Dalam proses penyampaian materi, Ulfiah menegaskan bahwa Platform digital saat ini, menjadi tantangan moderasi dan ia mengajak agar audiens dapat menjaga nilai-nilai moderasi beragama.

“Tentunya kita bisa mengamalkan dan menjadi contoh dimedia digital, bahwa kita tidak memiliki masalah dengan agama lain, kita tidak punya masalah dengan orang berkeyakinan yang lain, karena dalam psikologi memang individu itu berbeda, tidak ada yang sama”, ujarnya.

Selain itu mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Silvi Ain Zubaida menyatakan bahwa acara ini dapat memberikan keuntungan bagi FDIK, dan memberikan wawasan baru.

“Acara ini sangat bagus dan bermanfaat bagi Fakultas Dakwah, terlebih lagi tema diskusi ini adalah dakwah digital. Selain itu saya mendapatkan 2 hal, yakni adaptasi dengan era sekarang dan berani berkompetisi dalam segala hal”, pungkasnya via WhatsApp.

Acara ini tidak hanya menjadi agenda untuk menjalin silaturahmi antara FDIK UIN Mataram dan FPsi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, namun bisa menjadi agenda untuk memperkuat segi keilmuan berdasarkan perspektif masing-masing fakultas.

Penulis: Khairatun Nisa

The post Diseminasi Dosen Tamu FDIK UIN Mataram first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Kegiatan ini berlangsung di lingkungan Kampus II UIN Mataram, dan diikuti oleh kurang lebih 600 peserta yang terdiri dari rektor, dekan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.

Acara dibuka dengan sambutan Rektor UIN Mataram yang sekaligus meresmikan kegiatan tersebut. Setelah itu, peserta melakukan Jalan Sehat dengan titik kumpul di depan Auditorium UIN Mataram, dan mengelilingi area kampus.

Selain Jalan Sehat, berbagai kegiatan turut memeriahkan acara, di antaranya pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, pemeriksaan kesehatan jiwa, serta penanaman pohon ekologi.

Pembina Humas UIN Mataram, Suhirman, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh civitas akademika atas peringatan Dies Natalis ke-59 UIN Mataram.

“Saya berharap UIN Mataram dapat terus berkembang menjadi universitas berkelas dunia dengan integritas tinggi, Dalam peringatan Dies Natalis ke-60 mendatang, insyaallah akan menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun emas UIN Mataram,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa UIN Mataram, Eva, mengaku senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini sangat seru banget karena disini kita menjalin kebersamaan kita bertemu dengan seluruh civitas akademika universitas Islam negeri Mataram. Harapan saya, UIN Mataram terus berjaya ke depannya dan seluruh civitas akademika selalu diberikan kesehatan,” ujarnya.

Kegiatan Jalan Sehat dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-59 UIN Mataram ini, diharapkan dapat menjadi agenda rutin setiap tahun, guna mempererat tali silaturahmi dan memeriahkan hari jadi universitas.

Editor: Khairatun Nisa
Penulis: Baiq Jannatul ma’wa

The post UIN Mataram Gelar Jalan Sehat Semarak Dies Natalis ke-59 first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Festival ini menjadi wadah ekspresi dan ajang kreasi bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kembali semangat membaca dan berpikir kritis di tengah tantangan rendahnya budaya literasi.
Menurut Kepala Perpustakaan UIN Mataram, Dr. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi literasi nasional yang masih memprihatinkan.

“Kita tahu literasi ini bukan hanya persoalan Lombok, bukan hanya UIN, bukan hanya NTB, tetapi persoalan nasional. Masalah ini sudah berakar sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Karena tidak ditangani dengan baik, maka berimplikasi pada rendahnya tingkat literasi mahasiswa,” ungkapnya.

Dr. Jamaluddin menuturkan bahwa rendahnya minat baca mahasiswa tidak hanya berkaitan dengan keengganan membaca, tetapi juga kemampuan memahami teks.

“Membaca bukan hanya sekadar menggabungkan kata dan kalimat, tetapi kemampuan memahami makna teks yang dibaca. Kalau ini lemah, tentu akan berpengaruh pada kualitas berpikir mahasiswa,” tambahnya.

Melihat kenyataan itu, pihak perpustakaan berinisiatif menghadirkan Literacy Festival sebagai ruang inspirasi dan ekspresi bagi mahasiswa. Melalui festival ini, literasi dipahami secara lebih luas, tidak hanya sebatas membaca dan menulis buku, tetapi juga mencakup seni, komunikasi, hingga kemampuan sosial.

“Literasi itu tidak hanya soal buku. Lingkungan sosial pun harus literate, termasuk dalam bidang seni, komunikasi, hingga keuangan. Oleh karena itu, kami juga memasukkan lomba stand-up comedy. Sebab kemampuan membuat orang tertawa juga merupakan bentuk kecerdasan literasi ada proses memahami situasi dan merespons dengan cepat,” jelasnya.

Dr. Jamaluddin juga menyinggung tentang rencana memberi ruang bagi mahasiswa yang memiliki bakat fotografi untuk menampilkan karya mereka pada edisi berikutnya.

“Semua bentuk ekspresi adalah bagian dari literasi. Intinya, ini adalah ajang mahasiswa untuk menampilkan karya, baik dari membaca, menulis, maupun seni,” ujarnya.

Sementara itu, makna tema “Wisata Literasi: Menyusuri Keindahan Kata, Karsa, dan Makna” menggambarkan bahwa membaca dapat menjadi bentuk healing intelektual.

“Banyak mahasiswa yang mencari hiburan ketika jenuh dengan kuliah. Padahal membaca juga bisa menjadi media healing yang luar biasa. Dengan membaca, kita seperti berwisata ke dunia yang berbeda, menikmati keindahan kata-kata dan pesan moral yang tersirat di dalamnya,” ungkapnya dengan senyum.

Melalui kegiatan yang melibatkan berbagai UKM di lingkungan kampus, pihak perpustakaan berharap festival ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya membaca.

“Menjadi mahasiswa berarti siap membaca. Karena itu, kami melibatkan seluruh UKM agar mereka bisa menggerakkan anggotanya dan menginspirasi mahasiswa lain. Harapan saya, semoga festival ini benar-benar menjadi ajang ekspresi yang melahirkan karya dan kesadaran literasi baru di kampus,” tutup Dr. Jamaluddin Abdullah.

Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, Literacy Festival 2025, bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi sebuah gerakan kecil yang menumbuhkan kembali cinta pada literasi menyusuri kata, menumbuhkan karsa, dan menemukan makna di setiap halaman kehidupan.

The post Literacy Festival 2025: Menyulam keindahan dalam Jalinan Kata, Karsa, dan Makna first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Pendakian menuju puncak bukit Pergasingan, yang terletak sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut, menjadi pengalaman yang menguji stamina namun menyajikan hadiah tak ternilai, panorama yang menakjubkan. Perjalanan dimulai dari Desa Sembalun, yang dikenal dengan udara sejuk dan suasana pedesaan yang asri. Jalur pendakian sepanjang 3,5 kilometer ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 hingga 5 jam perjalanan, tergantung pada kemampuan pendaki.

Pendaki Lokal, Rizkhul mengatakan bahwa erjalanan ini bukan hanya soal mencapai puncak, tetapi juga menikmati setiap detiknya.
“Sepanjang perjalanan, anda akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa, dengan pepohonan hijau yang menyejukkan mata, serta hamparan sawah yang indah dibawah sana,” katanya.

Meskipun medan pendakiannya cukup menantang, dengan jalur yang terjal dan berbatu, sensasi keberhasilan saat mencapai puncak sangat memuaskan. Tepat di puncaknya, pengunjung akan disuguhkan dengan hamparan pemandangan yang luar biasa. Pada satu sisi, terlihat jelas gunung Rinjani yang menjulang tinggi, sementara di sisi lain, hamparan Laut Selatan yang biru menghampar luas. Pada pagi hari, kabut tipis sering menyelimuti lembah, menciptakan suasana yang mistis dan mempesona.

Namun, bukit Pergasingan bukan hanya menarik bagi para pendaki. Selama beberapa tahun terakhir, destinasi ini telah berkembang menjadi tempat yang ramah bagi berbagai jenis wisatawan. Tidak hanya bagi mereka yang ingin mendaki, tetapi juga bagi mereka yang mencari ketenangan dan keindahan alam dalam suasana yang lebih santai.

Fasilitas pendakian yang lebih baik, seperti jalur yang menantang namun relatif aman dan area camping yang nyaman, menjadikan bukit Pergasingan semakin menarik bagi wisatawan keluarga dan pemula. Banyak pengunjung yang memilih untuk menikmati keindahan bukit dengan cara yang lebih ringan, seperti berkemah atau sekadar menikmati matahari terbenam di kaki bukit.

Penulis: Husini Malik
Editor: Ananda Dwi Salsabila
@Voice. of Campus

The post Destinasi Wisata Alam Bukit Pegasingan Sembalun first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.

Kegiatan ini telah menjadi agenda rutin tahunan, bertujuan membuka ruang diskusi yang lebih universal. Seminar ini menghubungkan dosen dan mahasiswa FDIK dengan narasumber dari luar negeri seperti Malaysia, serta narasumber dalam negeri. Tema yang diusung adalah “Artificial Intelligence and Digital Transformation for Science and Socio-Religious Inclusion”.

Tiga narasumber utama mempresentasikan penelitian mereka, yaitu Prof. Dr. Afandi Salleh, dosen dan pakar agama serta politik dari Universitas Sultan Zaenal Abidin (UniSZA) Malaysia; Dr. Nurulhuda Noordin, dosen senior Fakultas Ilmu Komputer dan Matematika Universitas Teknologi MARA; serta Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, Dekan sekaligus Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses diskusi berlangsung dinamis, dengan mahasiswa dan dosen FDIK memberikan tanggapan atas presentasi narasumber.

Diskusi tersebut membahas berbagai tantangan yang muncul akibat perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI), yang semakin diperlukan. Hal ini membuat manusia dimanjakan oleh kemudahan yang ditawarkan teknologi.
Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam, Sahril Halim, M.I.Kom, menyatakan bahwa tantangan besar dari perkembangan teknologi adalah munculnya AI, yang dapat menggantikan peran manusia dengan sisi positif dan negatifnya.

“Salah satu tantangan kita masyarakat saat ini. Atau mahasiswa, dosen dan semua bidang profesi itu adalah kehadiran AI”, pungkasnya.

“Disatu sisi ini bermanfaat atau dampak positifnya sangat banyak, sangat bagus, baik itu apapun profesi atau bidang pekerjaan sangat membantu. Namun disatu sisi kehadiran AI tentu ada yang negatif. Yang negatifnya ini harus benar-benar bisa diminimalisir”, tambahnya.

Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) semester tiga, Rahman, mengungkapkan bahwa kegiatan ini mendorong dosen dan mahasiswa untuk bijak dalam menggunakan teknologi.

“Kegiatan seminar ini menambah wawasan kita tentang pintar-pintar dalam mengatasi perkembangan zaman sekarang. Dimana sekarang orang kebanyakan menggunakan AI”, katanya.

Seminar ini tidak hanya menjadi wadah diskusi universal bagi dosen dan mahasiswa FDIK, tetapi juga membangun koneksi melalui wawasan narasumber terkemuka. Melalui acara ini, FDIK menekankan pentingnya kolaborasi diskusi antara dosen dan mahasiswa yang terbuka serta terorganisir.

Penulis: Khairatun Nisa

The post FDIK Gelar Seminar Internasional: Diskusi Luas Dosen-Mahasiswa first appeared on Radio Sinfoni FM Mataram 107.7 MHz.