Literacy Festival 2025: Menyulam keindahan dalam Jalinan Kata, Karsa, dan Makna

0
IMG-20251026-WA0001

Radio sinfoni,Mataram– Perpustakaan UIN Mataram kembali menghidupkan semangat literasi melalui kegiatan Literacy Festival 2025 yang digelar pada 22–23 Oktober 2025 di Gedung UPT Perpustakaan UIN Mataram. Mengusung tema “Wisata Literasi: Menyusuri Keindahan Kata, Karsa, dan Makna”, acara ini menghadirkan beragam lomba dan kegiatan inspiratif, mulai dari lomba puisi, stand-up comedy, pemilihan duta baca, talkshow, hingga hiburan seni mahasiswa.

Festival ini menjadi wadah ekspresi dan ajang kreasi bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kembali semangat membaca dan berpikir kritis di tengah tantangan rendahnya budaya literasi.
Menurut Kepala Perpustakaan UIN Mataram, Dr. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi literasi nasional yang masih memprihatinkan.

“Kita tahu literasi ini bukan hanya persoalan Lombok, bukan hanya UIN, bukan hanya NTB, tetapi persoalan nasional. Masalah ini sudah berakar sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Karena tidak ditangani dengan baik, maka berimplikasi pada rendahnya tingkat literasi mahasiswa,” ungkapnya.

Dr. Jamaluddin menuturkan bahwa rendahnya minat baca mahasiswa tidak hanya berkaitan dengan keengganan membaca, tetapi juga kemampuan memahami teks.

“Membaca bukan hanya sekadar menggabungkan kata dan kalimat, tetapi kemampuan memahami makna teks yang dibaca. Kalau ini lemah, tentu akan berpengaruh pada kualitas berpikir mahasiswa,” tambahnya.

Baca Juga :  Mahasiswa UIN Mataram Peduli Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Melihat kenyataan itu, pihak perpustakaan berinisiatif menghadirkan Literacy Festival sebagai ruang inspirasi dan ekspresi bagi mahasiswa. Melalui festival ini, literasi dipahami secara lebih luas, tidak hanya sebatas membaca dan menulis buku, tetapi juga mencakup seni, komunikasi, hingga kemampuan sosial.

“Literasi itu tidak hanya soal buku. Lingkungan sosial pun harus literate, termasuk dalam bidang seni, komunikasi, hingga keuangan. Oleh karena itu, kami juga memasukkan lomba stand-up comedy. Sebab kemampuan membuat orang tertawa juga merupakan bentuk kecerdasan literasi ada proses memahami situasi dan merespons dengan cepat,” jelasnya.

Dr. Jamaluddin juga menyinggung tentang rencana memberi ruang bagi mahasiswa yang memiliki bakat fotografi untuk menampilkan karya mereka pada edisi berikutnya.

“Semua bentuk ekspresi adalah bagian dari literasi. Intinya, ini adalah ajang mahasiswa untuk menampilkan karya, baik dari membaca, menulis, maupun seni,” ujarnya.

Sementara itu, makna tema “Wisata Literasi: Menyusuri Keindahan Kata, Karsa, dan Makna” menggambarkan bahwa membaca dapat menjadi bentuk healing intelektual.

“Banyak mahasiswa yang mencari hiburan ketika jenuh dengan kuliah. Padahal membaca juga bisa menjadi media healing yang luar biasa. Dengan membaca, kita seperti berwisata ke dunia yang berbeda, menikmati keindahan kata-kata dan pesan moral yang tersirat di dalamnya,” ungkapnya dengan senyum.

Baca Juga :  Penuh Tawa Dan Keseruan Bersama Anak-anak Panti Asuhan

Melalui kegiatan yang melibatkan berbagai UKM di lingkungan kampus, pihak perpustakaan berharap festival ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya membaca.

“Menjadi mahasiswa berarti siap membaca. Karena itu, kami melibatkan seluruh UKM agar mereka bisa menggerakkan anggotanya dan menginspirasi mahasiswa lain. Harapan saya, semoga festival ini benar-benar menjadi ajang ekspresi yang melahirkan karya dan kesadaran literasi baru di kampus,” tutup Dr. Jamaluddin Abdullah.

Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, Literacy Festival 2025, bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi sebuah gerakan kecil yang menumbuhkan kembali cinta pada literasi menyusuri kata, menumbuhkan karsa, dan menemukan makna di setiap halaman kehidupan.

Bagikan Yuuk..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *