Masjid di Ampenan Ceritanya Tidak Selalu Baru

0
20230407_130457_copy_1632x1224

Masjid-masjid di Kawasan Ampenan, Kota Mataram, ceritanya tidak selalu baru. Beberapa masjid justru dibangun di awal tahun 1900. Salah satu masjid itu ada di Lingkungan Dayan Peken.

Masjid Lebai Sandar. Itulah nama masjid yang berdiri di Jalan Saleh Sungkar, Lingkungan Dayan Peken. Masjid ini didirikan oleh seorang ulama dari Palembang, Sumatera Selatan. Masjid tertua di Ampenan ini dibangun tahun 1904 atas bantuan dana dari kelompok muslim Palembang. “Lebai Sandar memang tidak sendiri. Tapi berkerja sama dengan masyarakat sekitar,” kata Guru Besar Bidang Sejarah Universitas Islam Negeri Mataram Jamaludin, Senin (10/4/2023).

Baca Juga :  Edukasi Lingkungan Hidup dan Literasi Finansial dari Kejar Mimpi

Uniknya adalah soal nama masjid, karena masjid biasa memakai nama-nama Arab, misalnya Masjid Al Mutaqin, Masjid An Nur dan sebagainya. Lebai Sandar diambil dari nama ulama dari Palembang, yakni Lebai Sandar.

Selesai dibangun 1904 Masjid Lebai Sandar juga menjadi simbol keberagaman yang bisa terlihat di dalam satu bangunan. Arsitektur Masjid Lebai Sandar didominasi warna hijau dan beberapa properti masih menunjukan tren lampau. Seperti kusen pintu dan daun jendela menunjukan properti masa kependudukan Jepang atau kolonialisme Belanda. Di bagian atap juga lebih ke bangunan masjid tanpa kubah (lengkung)

Harmonisasi berbagai etnis di Ampenan terlihat di Lebai Sandar saat Ramadhan maupun pelaksanaan Salat Jumat. Begitu juga kehidupan warga yang harmonis yang dengan berlatar belakang berbeda di Dayan Peken. Masjid gang sempit Ampenan penumbuh toleransi dan bersatu menciptakan kerukunan.

Baca Juga :  Pilah Sampah Contoh Ibu Lurah Mataram Timur

Berita: rri.co.id/mataram

Foto-foto: Agus Santhosa/RRI Mataram

Bagikan Yuuk..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *