Sidang Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar UIN Mataram
Radio Sinfoni-Mataram, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, gelar kegiatan Sidang Senat Terbuka, dalam rangka Pengukuhan Guru Besar ke-55, 56, 57. bertempat di Gedung Auditorium Kampus II, Senin (21/04/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas akademik, sekaligus mendorong riset dan inovasi, serta memperkuat kualitas UIN Mataram sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam negeri.
Sidang senat terbuka dipimpin langsung oleh ketua sidang, Prof. Dr. H. MS Udin, M.Ag.
“Sidang senat terbuka, dalam rangka pengukuhan Guru Besar UIN Mataram, pada hari ini Senin, 21 April 2025 Masehi bertepatan dengan tanggal 22 syawal 1446 H. Saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.”
Usai sidang dibuka oleh ketua senat, dilanjutkan dengan pembacaan SK Guru Besar oleh Analis Kepegawaian Pemuda UIN Mataram. Pengukuhan Guru Besar merupakan momentum yang sangat sakral, baik bagi Guru Besar yang dilantik maupun keluarga besar serta tamu undangan.
Pasca pembacaan SK Guru Besar, dilanjutkan dengan pidato ilmiah serta recap profile para Guru Besar dari saat mengamban ilmu dijenjang madrasah, sampai menjadi Guru Besar di UIN Mataram. Tentu perolehan gelar dan posisi yang didapat, tidak berlangsung singkat dan mudah. Melainkan dengan kondisi jatuh bangun, yang sudah tak terhitung banyaknya.
Guru Besar dalam Kepakaran Ekonomi Islam UIN Mataram, Prof. Dr. Baiq El Badriati, M.E.I. mengungkapkan bahwa tepat pada 21 April 2025, bersamaan dengan hari Ibu Kartini menjadi hari yang bersejarah didalam hidupnya.
“Hari ini adalah hari bersejarah yang luar biasa untuk saya dan keluarga,” ujarnya.
Prof Dr. Baiq menegaskan bahwa tugasnya tidak akan berhenti setelah mendapan gelar sebagai seorang Guru Besar UIN Mataram.
“Apa yang harus kita lakukan setelah menjadi guru besar tentu kita tidak akan terhenti sampai disini tapi harus ada, perubahan-perubahan yang senantiasa kita lakukan,” tuturnya.
Guru Besar dalam Kepakaran Masail Fiqhiyyah UIN Mataram, Prof. Dr. Muhammad Harfin Zuhdin, M.A. menyatakan bahwa semua yang didapatnya tidak jauh dari ketetapan Allah SWT.
“Saya hanya berusaha sekuat tenaga, dan kemudian menjalin hubungan baik dengan ummi, keluarga, saudara, kemudian belajar. Selebihnya Allah dan Rasulullah yang memberikan pertolongan,” katanya.
Beliau juga berpesan kepada anak muda, agar selalu terbuka mata dan fikirannya terhadap segala hal.
“Anak muda itu harus melek, akan segala hal. Perkembangan dunia yang semakin pesat, dunia digital, AI, Era Post truth, dan harus melek literasi. Sehingga dengan kemampuan literasi, dia bisa membaca sesuatu secara kritis,” pungkasnya.
Proses pengukuhan guru besar, menjadi momentum paling emosional bagi keluarga besar dan tamu undangan saat itu. Kata usaha tidak menghianati hasil, merupakan ungkapan yang palik cocok untuk menggambarkan keteguhan serta kegigihan para Guru Besar dalam meraih posisi yang didapatnya.
Editor : M. Aziz Setiawan
Penulis : Khairatun Nisa