Studium General: Pentingnya Menjaga Kelestarian Budaya Lokal di Era Digital
Radio Sinfoni, Mataram – Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram mengadakan kegiatan Studium General “Budaya dan Media: Memperkuat Narasi Budaya dan Media Positif Dalam Ruang Digital”. bertempat di Auditorium Kampus II UIN Mataram, Kamis (20/02/2025).
Dalam studium general ini dihadiri oleh Dosen dan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram, dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa MA., M. Phil yang merupakan dosen antropologi budaya Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, Mars FDIK, dan dilanjutkan dengan pembacaan kalam ilahi oleh salah satu mahasiswsi atau Qori’ah Hilyatun Toyibah, dan tidak lupa sambutan dari Dekan fakultas Prof. Dr. H. Muhammad Saleh ending M.A, rektor UIN Mataram Prof. Dr. H, Masnun Tahir, M.Ag.
Sesuai dengan tema dari narasumber pada studium general ini membahas sejarah budaya, media, dan komunikasi yang di sampaikan didepan mahasiswa. Pada sesi tanya jawab Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa, MA., M. Phil menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswi yaitu Ananda Dwi Salsabilla ”bagaimana cara memanfaatkan media digital ditengah perkembangan zaman saat ini untuk mempertahankan keaslian dan identitas dari budaya lokal itu sendiri?”
Menurut Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa, MA., M. Phil pertanyaan mengenai menjaga keaslian budaya lokal dengan menggunakan media digital ini sangat penting, sebenarnya media sosial saat ini sangat membantu kita dalam melestarikan budaya, tetapi diperlukan langkah-langkah yang jelas dan strategis tentang pelestarian budaya tersebut. Pemerintah pusat memang sudah melakukan pendataan terhadap budaya-budaya lokal yang sudah ada, kemudian dimuat dalam sebuah sistem database, hanya saja budaya yang sudah ada ini tidak dipopulerkan dengan sedemikian rupa, ini menjadi tantangan bagi kita semua. Padahal sangat besar sekali peluang dalam hal ini, karena kita bisa menyimpannya secara digital. Tetapi memamg kendala utamanya adalah biaya, SDM, dan kelanggengan kita dalam melakukan proses pelestarian ini.
Beliau juga melanjutkan bahwa budaya-budaya yang ada di Indonesia ini harus bisa mengalami peningkatan dan upaya pelestarian dan tidak mengalami kemunduran.
”saya tidak tau dengan adanya kementrian kebudayaan ini, apakah upaya pelestarian budaya-budaya yang ada di Indonesia ini akan mengalami peningkatan atau malah mengalami kelesuan, dikarenakan adanya pengetatan anggaran,”Ungkapnya.
Penulis : Lalu Asmara Dane Allem
Editor : Pairoza Resti
@Voice Of Campus