Wisuda UIN Mataram ke-51 Beri Peluang Bagi UKM Kecil dalam Peningkatan VIsibilitas
Radio Sinfoni, Mataram- Momentum Wisuda yang ke-51 Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, memberikan dampak positif bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang hadir membuka lapak dagangannya untuk mendapat peluang dan meningkatkan penjualan, Sabtu (26/04/2025).
Area luar gedung wisuda menjadi pasar yang meriah, dengan adanya serba-serbi pedagang yang membuka lapak dan menawarkan berbagai jenis dagangan. Mulai dari pedagang asongan, pedagang mainan, pedagang pernak pernik peralatan wisuda, hingga jasa foto dan lapak pedagang bucket yang menjadi primadona karena menjadi bagian tak terpisahkan dari momen wisuda.
Lovina, salah satu pedagang bucket yang membuka lapak mengaku sangat terbantu karena, selain mendapat keuntungan secara material dia juga mendapat relasi dan ilmu baru dari para pedagang yang membuka lapak di tempat yang sama.
“Tentunya kami merasa sangat terbantu, karena selain dapat keuntungan secara materi kita juga dapat relasi dan ilmu baru dari para pedagang yang buka lapak disini juga”, ungkapnya.
Kegiatan Wisuda ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi para UKM untuk meningkatkan pejualannya, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan berbagi informasi antar pedagang yang sering membuka lapak disini.
Rusnah, salah satu pedagang asongan mengatakan bahwa, meskipun terdapat banyak pesaing, para pedagang justru merasa terbantu dan tidak merasa tersaingi karena mereka punya cara tersendiri untuk menarik para pembeli.
“Walaupun banyak saingan kita berdagang, justru kita merasa terbantu dan tidak merasa tersaingi karena masing masing pedagang itu punya cara khas untuk narik para pembeli”, tutur rusnah.
Selain itu, Marno salah satu penyedia jasa foto juga merasa sedikit terbantu oleh kegiatan ini, walaupun peminat dari jasa foto terbilang sedikit karena banyak wisudawan membawa fotographer pribadi tapi tidak menghalangi mereka untuk terus membuka stand dari tahun ke tahun.
“Kami merasa sedikit terbantu oleh kegiatan ini, walaupun peminatnya kurang dari 10 % kadang untung dan bisa zonk juga, karena kita spekulasi bukan bokingan seperti fotographer pribadi”, ungkapnya
Lebih lanjut, Marno juga menyampikan keluhan terkait dengan biaiya operasional yang diterapkan oleh kampus kepada para penyedia jasa foto yang membuka stand, karena mereka merasa para pedagang yang tidak dikenakan biaya operasional lebih banyak mendapat keuntungan dari pada mereka, Marno juga berharap supaya tahun depan biaya operasionalnya tidak naik.
“Yang berat sih biaya operasional yang di terapkan hanya untuk para jasa foto, mungkin karena ada regulasi baru jadi tarifnya agak naik, dan kami merasa bahwa para pedagang yang tidak dikenakan tarif lebih banyak untungnya dibanding kami, kami sangat berharap untuk tahun berikunya tarifnya tidak naik lagi”, tutup Marno.
Penulis: Ananda Dwi Salsabila
Editor: Ian